Kerja Sama dengan LLDikti Wilayah II, ini Kata Rektor IIB Darmajaya di The 2nd GCoTIIS 2022

BANDAR LAMPUNG (Matalampung.com): Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya bersama Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah II Sumatra Bagian Selatan menggelar The 2nd Global Conference on Technology Innovation and Information Systems (GCoTIIS) 2022 pada Selasa (21/6/2022).

The 2nd GCoTIIS 2022 mengangkat tema “Shaping the Future of Technology Governance: Blockchain and Digital Assets” dengan keynote speaker, Assoc. Prof. Dr. Maslin Masron, Razak Facaulty of Technology and Informatics, Technology Malaysia Kuala Lumpur University; Le Hoanh-Su, Ph.D. Dean of Faculty of Information Systems University of Economics and Law (UEL) Vietnam.

Selain itu, Prof. Dr. Meng-Huang Lee, Ph.D., Dean of College Management, Shih Chien University, Taipei, Taiwan; dan Dr. Handoyo Widi Nugroho, S.Kom., M.T.I. Head of Information System Study Program IIB Darmajaya. Kegiatan dibuka oleh Rektor IIB Darmajaya Dr. Ir. H. Firmansyah Y. Alfian, MBA., M.Sc. dan dihadiri 197 peserta melalui platform zoom meeting.

Ketua Pelaksana The 2nd GCoTIIS 2022, Dr. Faurani I Santi Singagerda, S.E., M.Sc., mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia penyelenggara, Rektor IIB Darmajaya, LLDikti wilayah II yang mendukung kegiatan ini hingga dapat terselenggara.

“Kegiatan ini juga merupakan yang kedua setelah tahun lalu, IIB Darmajaya juga menjadi penyelenggara. GCoTIIS untuk sharing pengetahuan bagi akademisi, perguruan tinggi dan mahasiswa mengenai keilmuan Shaping the Future of Technology Governance: Blockchain and Digital Assets,” ungkapnya.

Blokchain, lanjut dia, menjadi hal yang penting saat ini dalam berbagai bidang. “Untuk itu dalam The 2nd GCoTIIS ini juga dapat saling berdiskusi satu dengan lainnya untuk menambah wawasan dari masing-masing,” tuturnya.

Dalam sambutannya, Rektor mengucapkan selamat atas terselenggaranya acara The 2nd GCoTIIS 2022. “Di Era Revolusi Industri 4.0, pemanfaatan teknologi kian menjadi kebutuhan yang sangat penting. Perusahaan mapan sekalipun mau tidak mau harus menjadikan teknologi digital untuk menjamin eksistensi bisnisnya. Bila hanya mengandalkan model bisnis lama bukan tidak mungkin bisnisnya akan terpuruk,” ungkapnya.

Apalagi, saat ini, lanjut dia, disrupsi digital sudah menggerus berbagai sektor, seperti transportasi, ritel, keuangan, logistik dan sektor lainnya. “Di era ini pula, terutama di masa Pandemi Covid-19, kita tidak boleh hanya menjadi konsumen digital, tetapi harus menjadi pemain, dan bahkan produsen teknologi dan digital. Kita tidak hanya menjadi pengguna, tetapi sebagai pencipta teknologi baru dan kita harus akselerasi bersama-sama,” tuturnya.

Rektor sangat berharap kegiatan GCoTIIS dengan tema “Shaping the Future of Technology Governance: Blockchain and Digital Assets”, ini dapat menjadi komunikasi dan diskusi antar civitas academica dan stakeholder terkait dengan pengembangan model strategi inovasi di era disrupsi.

“Kemudian, memperkenalkan hasil-hasil riset dari civitas academica dan dunia penelitian lainnya juga dapat dijadikan sebagai sumber keunggulan bersaing berbasis inovasi ke dunia teknologi. Dan, hasil seminar internasional ini bisa memberikan pemahaman tentang disruption dan dampaknya terhadap kehidupan teknologi industri dan digital di Indonesia kepada Civitas academica dan stakeholdernya,” imbuhnya. (RLS/MATA2)

Berita Terkait

Komentar