BANDARLAMPUNG – Kecerdasan Buatan (AI) telah memegang posisi penting dan menarik perhatian para peneliti dan sektor industri. AI disebut sebagai kemampuan mesin untuk belajar dari pengalaman, menyesuaikan diri dengan masukan baru dan melaksanakan tugas-tugas yang mirip manusia.
“Oleh karena itu, AI kini bisa menjadi entitas inovasi dengan potensi gangguan paling signifikan,” kata Plt Rektor IIB Darmajaya, RZ Abdul Aziz, S.T., M.T., Ph.D., Abdul Aziz, pada 9th International Conference on Information Technology and Business (ICITB) dengan tema “Gateway to the Future Business with Open AI” yang digelar secara daring pada Selasa (21/11/23).
RZ Abdul Aziz berharap ICITB 2023 ini dapat menjadi komunikasi dan diskusi antar civitas academica dan stakeholder terkait dengan pengembangan model strategi inovasi di era digital. “Semoga, apa yang dihasilkan dari seminar internasional ini terus dapat dilaksanakan dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat,” ujar dia seperti dikutip dari https://darmajaya.ac.id.
ICITB diikuti ratusan peserta dengan berbagai latar belakang mulai dari mahasiswa sarjana (S1), pascasarjana (S2), dosen hingga ASN. Sebagai pembicara Prof. Helen Cabalu, (Professor at School of Accounting, Economics and Finance, Faculty of Business and Law, Curtin University, Western Australia); Assistant Professor Supattana Nirukkanaporn, D. Eng., (Director of Master Program in Electrical and Computer Engineering, Rangsit University, Thailand); dan Dr. Faurani I Santi Singagerda IIB Darmajaya, Indonesia.
Sementara, Prof. Helen Cabalu memaparkan bagaimana akibat sosial yang ditimbulkan dari kecerdasan buatan (AI). Dalam paparannya, dia menyimpulkan bahwa AI menghadirkan peluang kemajuan yang luar biasa. AI juga menimbulkan kekhawatiran yang harus diatasi.
“Hal ini berpotensi memperburuk kesenjangan, memperkuat bias, dan mengganggu pasar kerja tradisional. Namun, dengan pertimbangan yang cermat dan kebijakan yang proaktif, tantangan-tantangan ini dapat diatasi,” kata dia.
Assistant Professor Supattana Nirukkanaporn, D. Eng mengatakan bahwa AI membuat beberapa pekerjaan dilakukan dengan teknologi dan menggantikan pekerjaan yang biasa dilakukan manusia. “Seperti AI dan machine learning yang menggantikan teller di bank. Begitu juga dengan kasir ataupun ticketing. Dengan adanya AI, lanjut dia, manusia juga dituntut untuk merubah mindset berpikir,” kata dia.
Sedangkan Dr. Faurani I Santi Singagerda dalam kesempatan tersebut juga menerangkan meningkatnya digitalisasi juga meningkatkan limbah ataupun sampah yang dihasilkan. Dalam rekomendasinya kepada pengambil kebijakan agar mengintegrasikan teknologi digital dalam strategi pengelolaan sampah.
“Untuk penelitian di masa depan fokus pada dampak jangka panjang dan analisis perilaku pengguna dengan membayangkan masa depan yang berkelanjutan melalui solusi pengelolaan sampah digital,” ucapnya.
Terpilih Best Presenter for Computer Science Anita Ahmad Kasim dan Best Presenter for Economics Fibi Rizki Herdianti. Kemudian, Best Paper for Economics Arif Gunawan dan M. Ariza Eka Yusendra dengan judul paper “The Effect of Interactive Social Media Marketing and Online Consumer Reviews on Digital Trust and Interest in Using e-Wallet in Indonesia”.
Best Paper for Computer Science Nizka Aimar dan Ketut Artaye dengan judul paper “Information Record Software for the Implementation of Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) (Case Study MBKM Darmajaya). (**)