MATALAMPUNG.COM, Bandar Lampung – Program DEWI PELITA merupakan program Desa Wisata berbasis Perekonomian Lingkungan Pariwisata. Hal ini sesuai dengan kondisi Desa Batumenyan yang merupakan salah satu destinasi wisata laut di Provinsi Lampung.
“Apalagi, Desa Batumenyan cukup dikenal oleh wisatawan sebagai sentra wisata atau titik awal keberangkatan untuk menikmati wisata bahari Pahawang,” kata Dosen Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya,” Kurnia Fadila, S.E., M.Sc.
Hal itu dikatakan Kurnia Fadila saat Pelatihan dan Pendampingan Pendirian Bank Sampah kepada Pengurus BUMDes dan Masyarakat di Desa Batumenyan, Kecamatan Telukpandan, Kabupaten Pesawaran pada Senin (14/8/23).
Pelatihan diikuti 20 peserta dari pengurus BUMDes Desa Batumenyan dan masyarakat desa yang berasal dari 5 dusun, yaitu Dusun Ketapang Barat, Dusun Ketapang Timur, Dusun Margodalom, Dusun Waysabu dan Dusun Ciberem. Pelatihan dan Pendampingan tersebut merupakan Pengabdian kepada Masyarakat Kompetitif Nasional berjudul “Pengembangan Ekonomi Berbasis Lingkungan Melalui Program DEWI PELITA pada BUMDes Batumenyan” dengan Ketua Kurnia Fadila, S.E., M.Sc, dan anggota Rico Elhando Badri, SEI., M.E. serta Joko Triloka, M.T., Ph.D.
Kurangnya kesadaran wisatawan dan agen wisata mengenai sampah menjadi beban bagi pengelola Desa Batumenyan sehingga dikhawatirkan mencemari lingkungan dan berdampak kepada kesehatan. Program DEWI PELITA muncul sebagai alternatif penanganan sampah namun juga dapat bernilai ekonomis bagi masyarakat desa.
Kegiatan ini, kata dia, akan berkelanjutan, ada kontinuitas tidak sekadar terputus hanya pelatihan tetapi juga akan dilakukan pendampingan. Mulai dari pendirian pengurus bank sampah hingga pelatihan serta pendampingan pengelolaan sistem dan keuangan bank sampah. “Kegiatan pelatihan ini terselenggara berkat dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) Direktorat Perguruan Tinggi dalam kegiatan tridarma perguruan tinggi bidang pengabdian kepada masyarakat melalui Direktorat Riset dan Pengabdian pada Masyarakat,” kata dia seperti mengutip dari https://darmajaya.ac.id.
Dosen Program Studi Pariwisata IIB Darmajaya ini juga menjelaskan bahwa pengurus BUMDes dan masyarakat Desa Batu Menyan tidak hanya diberikan pelatihan apa itu bank sampah beserta pengelolaannya tetapi juga dilakukan pendampingan pembentukan pengurus bank sampah Desa Batumenyan.
Kemudian, secara langsung disahkan melalui Surat Keputusan Kepala Desa Batumenyan. Hal ini menunjukkan komitmen, antusias, dan motivasi yang tinggi jajaran pengurus desa dan BUMDes Batu Menyan serta masyarakat desa akan pendirian bank sampah di desanya. “Dengan memanfaatkan sampah melalui konsep Bank Sampah Terintergrasi (Integrated Waste Bank) diharapkan menjadi sumber perekonomian kerakyatan yang mendukung kelestarian lingkungan yang ada di Desa Wisata Batu Menyan,” ucap dia mengenai peluang pengelolaan bank sampah.
Sementara itu, Kepala Desa Batumenyan, Syahruji, mengucapkan terima kasih atas kegiatan pelatihan dan pendampingan pengelolaan bank sampah di desanya. Pihaknya sangat mengapresiasi tinggi kepada tim pengabdian masyarakat IIB Darmajaya yang telah berkenan hadir di desanya untuk memberikan pelatihan dan pendampingan pengelolaan bank sampah. “Besar harapan kami kegiatan ini dapat berkelanjutan sehingga dapat membantu mengurangi masalah sampah di desa kami serta dapat meningkatkan perekonomian masyarakat melalui kegiatan yang dikemas dalam Program DEWI PELITA,” ucapnya. (RLS/MATA2)