MATALAMPUNG.COM, Bandar Lampung – Balqis Safira Aini, mahasiswa Teknik Informatika Universitas Lampung (Unila) memenangkan kompetisi Swift Student Challenge pada ajang tahunan Apple, Worldwide Developers Conference (WWDC) 2022. Balqis membuat aplikasi pianika virtual yang dia beri nama Melodissimo.
“Pada event Swift Student Challenge ini, para peserta diminta membuat suatu aplikasi yang inovatif untuk platform Apple dan itu dilombakan,” ujar Balqis, Jumat 27 Mei 2022.
Menurutnya, sebelum membuat aplikasi, dia mencari informasi tentang kompetisi tersebut melalui YouTube dan cerita dari alumni Apple Academy yang memenangkan WWDC tahun 2021. Dari berbagai informasi yang diperoleh, dia menyimpulkan bahwa yang dicari Apple dalam Swift Student Challenge adalah sebuah cerita, telling the story through code.
Balqis kemudian terinspirasi membuat aplikasi Melodissimo dari kisah masa kecilnya. Menurut dia, semua pelajar Indonesia di masa itu sudah belajar pianika sejak SD, sebagian besar dari mereka memiliki pianika sendiri. Namun, ketika itu kedua orang tua Balqis tidak mampu membelikan pianika untuknya sehingga setiap jam pelajaran pianika, Balqis terpaksa meminjam dari temannya.
“Dulu waktu sekolah, aku tidak punya pianika, karena menurut ayah dan ibuku tidak prioritas untuk dibeli, jadi tiap ada pelajaran pianika sering pinjam, sampai sekarang pas udah gede, udah bisa beli pianika sendiri. Nah, aku pengen mengulang kembali memori itu,” tutur Balqis.
Uniknya, lanjut Balqis, dia melihat siswa Indonesia pasti menambahkan label not angka pada tuts-tuts pianikanya karena bagi yang pemula main pianika, tanpa label not angka, mereka tidak hafal nadanya.
“Hal ini membuat aku terinspirasi membuat Fitur Play and Learn seperti main pianika biasa, dan Fitur Quiz yaitu disuruh nebak misalnya nada Do itu di tombol yang mana,” urai mahasiswa Unila yang magang di Apple Developer Academy sepanjang tahun 2022 ini.
Balqis mengaku kendala terberat mengikuti lomba ini adalah keterbatasan waktu yang dia miliki. Sebab, lanjutnya, selain mengerjakan aplikasi untuk lomba, dia mengerjakan project di Apple Developer Academy selama magang di sana.
“Ditambah lagi, dua pekerjaan itu pakai framework yang beda banget, satu pakai UIKit, dan satunya SwiftUI. Jadi otakku itu harus terbagi dua mempelajari dua framework sekaligus dan mengejar deadline di waktu berdekatan,” ujarnya. Namun, dia akhirnya berhasil menyelesaikan aplikasi Melodissimo dalam waktu sepuluh hari.
Deadline submission untuk kompetisi Apple dimulai pada 24 April Waktu Cupertino, California, Amerika Serikat, dan pengumuman dipublikasikan pada 24 Mei waktu Cupertino. Saat mendapatkan notifikasi sebagai pemenang Swift Student Challenge dari Apple, Balqis mengaku kaget dan gemetaran karena tidak menyangka akan memenangkan kompetisi internasional yang diikuti ribuan mahasiswa dan developer dari seluruh dunia.
Menurut Balqis, awalnya dia hanya ingin memberi challenge dirinya dengan mengikuti kompetisi di WWDC tanpa terlintas sedikitpun dalam pemikirannya akan memenangkan kompetisi Apple tersebut.
“Aku pengen men-challange diriku sendiri, nggak pernah kepikiran aku bakal menang karena tahu saingannya itu seluruh dunia, terlebih di mana perusahaan sekelas Apple, tapi ya udah lah yang penting aku ikut, aku mau ngerjain sesuatu. Eh, tahunya menang, itu kaget sampai gemetaran, jadi benar-benar nggak nyangka banget,” ujarnya.
Para peraih award khusus dari Apple ini berhak mendapatkan pakaian eksklusif WWDC 2022, pin set WWDC 2022, dan kehormatan menjadi anggota selama satu tahun di Apple Developer Program. Tak hanya itu, para pemenang Swift Student Challenge ini memperoleh hadiah AirPods Pro.
Balqis yang sudah menyukai coding sejak SMP ini bercita-cita untuk mendalami dan mengembangkan ekosistem Apple. ”Aku pengen jadi IOS Developer, dan pengen bisa mengembangkan ekosistemnya Apple,” pungkasnya. (***)