Site icon Mata Lampung

Prodi Bisnis Digital IIB Darmajaya Gelar Lokakarya Rekonstruksi Kurikulum dan Pembelajaran Kolaboratif Berbasis Industri

MATALAMPUNG.COM, Bandar Lampung – Prodi Bisnis Digital Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya menggelar Lokakarya Rekonstruksi Kurikulum dan Pembelajaran Kolaboratif Berbasis Industri pada Rabu (9/8/2023), secara hybrid.

Lokakarya dihadiri 15 stakeholder dari dunia industri, Asosiasi Profesi Bisnis Digital (Apbisdi) Indonesia, dan 10 prodi bisnis digital nasional. Hadir juga dalam pembukaan Lokakarya, Wakil Rektor 1 Bidang Akademik dan Riset RZ Abdul Aziz, S.T., M.T., Ph.D.; Wakil Rektor 2 Ronny Nazar, S.E., M.M. dan Direktur MBKM IIB Darmajaya Dr. Muhammad Said Hasibuan, M.Kom.

RZ Abdul Aziz mengatakan kurikulum sebuah komponen yang penting di dalam sebuah program studi. ”Karena kurikulum inilah yang mencerminkan prodi akan menghasilkan lulusan seperti apa,” ungkapnya.

Prodi ini baru, lanjut dia, juga menggabungkan banyak prodi dari beberapa disiplin ilmu seperti Manajemen, Sistem Informasi, Teknik Informatika, dan Komunikasi. “Masih baru, tetapi tidak juga. Karena tuntutan zaman dan tuntutan profesi Prodi Bisnis Digital jadi tuntutan pokok. Hari ini misalnya membaca apa, banyak sekali informasi melalui digital,” kata dia.

Warek 1 berharap lokakarya ini dapat menghasilkan kurikulum yang baik, RPS yang baik dan implementasi di lapangannya dapat berjalan dengan baik. “Kita berharap alumni-alumni yang dihasilkan Prodi Bisnis Digital ini sesuai kebutuhan pasar dan sesuai dengan profil yang dibuat,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Prodi Bisnis Digital M. Ariza Eka Yusendra, S.P., M.M., mengatakan kajian kurikulum Prodi Bisnis Digital telah lama dilakukan. “Mulai dari tahun 2020 dan sangat berbeda dengan tahun ini yang penetrasi digital telah masif. Prodi Bisnis Digital juga menjadi salah satu penerima hibah untuk pengembangan rekonstruksi kurikulumnya bersama dengan kegiatan MBKM,” ungkap dia seperti mengutip dari https://darmajaya.ac.id.

Menurut dia, lokakarya ini juga kegiatan ketiga dari rangkaian penyusunan kurikulum. Mulai dari market signaling beberapa waktu lalu. Mungkin, kata dia, masih terdapat kekurangan agar dapat ditambahkan atau masih belum update dapat diupdate.

“Tentu saja berdasarkan masukan dari para stakeholder. Kita juga senang banyak prodi Bisnis Digital se-Indonesia yang hadir, artinya Prodi Bisnis Digital IIB Darmajaya telah diakui di ranah nasional,” ujarnya.

Dalam ruang daring, Osli Usman dari Universitas Negeri Jakarta menyarankan untuk semester 3 mahasiswa sudah dimasukkan dalam dunia usaha dan dunia industri (DUDI). “Kurikulum apakah sudah inline dengan dunia usaha dan dunia industri,” ujarnya.

Masih kata dia, di dalam DUDI akan banyak pembelajaran yang dapat diperoleh mahasiswa. “Saya berharap kita bersama kuatkan Bisnis Digital dan bekerjasama dalam International Undergraduate Program (IUP),” ajaknya.

Perwakilan Kamar Dagang Industri (Kadin) Lampung Kistiawan menanggapi terkait target semester dari Prodi Bisnis Digital yakni semester 1 dan 2 memiliki perencanaan bisnis; semester 3, 4, dan 5 eksekusi; dan semester 6, 7, dan 8 scale up. “Secara perencanaan bagus tetapi dapat ditambahkan outputnya seperti omsetnya di semester 3, 4, dan 5 memiliki omset atau penghasilan 5 juta. Sehingga orang tua yang menguliahkan anaknya tidak beban,” ujarnya.

Menurut dia, omset atau penghasilan yang diperoleh mahasiswa tersebut bisa dijadikan konversi nilai. “Misalnya ketika semester 5 penghasilan atau omset 10 juta bisa A. Jadi nilai sama dengan omset. Sehingga harapan orang tua ketika menguliahkan anaknya tinggal senyum pada semester 6, 7, dan 8,” pungkasnya. (RLS/MATA2)

Exit mobile version