MATALAMPUNG.COM, Bandar Lampung – Syawal memiliki arti kemenangan, maka bulan syawal adalah bulan kemenangan bagi orang-orang yang telah berlatih menjalankan ibadah ritual (puasa). Sementara Idulfitri jika diartikan kembali (Id) dan suci (Fitri) atau menyucikan hati setelah dibersihkan selama berpuasa satu bulan lamanya.
Bulan puasa selama 30 hari diibaratkan sebagai latihan menghadapi sebuah pertandingan dan pertandingan yang sesungguhnya adalah 11 bulan yang akan dihadapi setelahnya. Apakah kita bisa memenangkan pertandingan itu? Bisakah kita melawan hawa nafsu seperti yang lain seperti di bulan Ramadan?
Sepenggal tausiah pembuka ini disampaikan Ustazah Yuli S. Suhendro dalam kegiatan pengajian rutin bulanan dan acara Halalbihalal Darma Wanita Persatuan (DWP) Unila di Student Center FEB, Selasa (24/05/2022).
Dengan mengusung tema “Sucikan Hati Kuatkan Silaturahim Bersama Anggota Darma Wanita (DWP) Unila”, Ustazah Yuli mengingatkan, menjaga kesucian hati justru dilakukan setelah selesainya umat muslim melatih ketakwaan selama bulan Ramadan. Apakah umat muslim mampu mempertahankan hal-hal baik yang dilakukan selama bulan Ramadan.
Sebagaimana umat muslim yang mempersiapkan baju baru yang akan dijaga dengan baik supaya tidak kotor terkena debu dan dapat digunakan pada saat lebaran. Baju baru adalah simbol dimana umat muslim harus menjaga kesucian selama ditempa 30 hari.
Sebelas bulan ke depan adalah pertandingan sesungguhnya, penentu jika latihan ketakwaan yang dilakukan sudah baik atau belum, dan apakah dilakukan dengan niat tiada lain semata-mata karena Allah subhanahu wa taala.
“Idulfitri adalah simbol kemenangan umat Islam dari pertempuran hawa nafsu. Dan yang bisa menyucikan hati adalah tidak melihat apa pun selain hanya karena Allah,” ujarnya.
Ketua DWP Unila Enung Juhartini Karomani dalam kesempatan yang sama mengungkapkan rasa syukurnya karena pada tahun ini seluruh anggota DWP Unila dapat berkumpul kembali dalam kegiatan pengajian rutin, khususnya kegiatan halalbihalal setelah dua tahun sempat terhenti.
Ia berharap momen ini menjadi kesempatan untuk bersama-sama saling memaafkan, membersihkan diri dari kesalahan, baik sikap maupun perkataan.
Kegiatan pengajian dan halalbihalal disiarkan pula secara langsung melalui kanal Youtube Unila. Dibuka Ketua Unsur Pelaksana FEB Andri Nairobi, acara ini turut dihadiri para wakil ketua DWP Unila, wakil dekan bidang umum dan keuangan FEB, para ketua unsur pelaksana fakultas dan KPA, serta para pengurus unit dan anggota. (***)